Kamis, 22 November 2018

Hipertensi







A.  Definisi

Apa itu hipertensi?
Hipertensi lebih dikenal dengan penyakit tekanan darah tinggi. Tekanan darah adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong dinding pembuluh darah (arteri). Kekuatan tekanan darah dapat berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya.
Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung otot jantung berkontraksi (sistolik) atau berelaksasi antara denyut (diastolik). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 120 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 80 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada diatas kisaran 120/80 mmHg.

B.  Penyebab Hipertensi
Hipertensi dapat dikelompokan menjadi dua golongan yaitu:
1.      Hipertensi Esensial atau primer
Hipertensi essensial (primer) adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologis yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi essensial. Penyebab hipertensi meliputi (Nafrialdi, 2009).:
a.       Faktor genetik
·         Asupan garam yang tinggi
·         Stress
·         Reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokontriktor
·         Resistensi insulin dan lain-lain
b.      Faktor lingkungan
·         Kebiasaan merokok
·         stress emosi
·         Obesitas dan lain-lain

Pada sebagian besar pasien, kenaikan berat badan  yang berlebihan dan gaya hidup ampaknya memiliki peran yang utama dalam menyebabkan hipertensi. Kebanyakan pasien hipertensi memiliki berat badan yang berlebihdan penelitian padaberbagai populasi menunjukkan bahwa kenaikan berat badan yang berlebih (obesitas) memberikan risiko 65-70 % untuk terkena hipertensi primer (Guyton, 2008).

2.      Hipertensi Sekunder
Meliputi 5 - 10% kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder dari penyakit komorbid atau obat - obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan  darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat - obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah (Oparil, 2003).
Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, sering berhubungan dengan beberapa penyakit misalnya ginjal, jantung koroner, diabetes dan kelainan sistem saraf pusat (Sunardi, 2000).

C.  Faktor dapat meningkatkan risiko Hipertensi
1.      Faktor risiko yang tidak dapat diubah
·         Usia
Usia mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi  di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan kematian sekitar di atas usia 65 tahun (Depkes, 2006).
·         Jenis Kelamin
Faktor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan wanita, dengan rasio sekitar 2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan wanita (Depkes, 2006).
·         Keturunan (Genetika)
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi risiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi primer (essensial). Tentunya faktor genetik ini juga dipenggaruhi faktor- faktor lingkungan, yang kemudian menyebabkan seorang menderita hipertensi. Faktor genetik juga berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam dan renin membran sel. Menurut Davidson bilakedua orang tuanya menderita hipertensi, maka sekitar 45% akan turun ke anak- anaknya dan bila salah satu orang tuanya yang menderita hipertensi maka sekitar 30% akan turun ke anak - anaknya (Depkes, 2006).

2.      Faktor risiko yang dapat diubah
·         Kegemukan (obesitas)
Kegemukan (obesitas) adalah presentase abnormalitas lemak yang dinyatakan dalam Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. pada penderita hipertensi  ditemukan sekitar 20 - 33% memiliki berat badan lebih ( overweight) (Depkes, 2006).
·         Stress
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut dan rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormone adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stress berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahaan patologis. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau penyakit maag. Diperkirakan, prevalensi atau kejadian hipertensi pada orang kulit hitam di Amerika Serikat lebih tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih disebabkan stress atau rasa tidak puas orang kulit hitam pada nasib mereka (Depkes, 2006).

·         Merokok
Zat - zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri yang mengakibatkan proses artereosklerosis dan tekanan darah tinggi. Pada studi autopsi, dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan adanya artereosklerosis pada seluruh pembuluh darah. Merokok juga meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot - otot jantung. Merokok pada penderita tekanan darah tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri (Depkes, 2006).

·         Olahraga
Olahraga dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner melalui mekanisme penurunan denyut jantung, tekanan darah, penurunan tonus simpatis, meningkatkan diameter arteri koroner, sistem kolateralisasi pembuluh darah, meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein) dan menurunkan LDL(Low Density Lipoprotein) darah. Melalui kegiatan olahraga, jantung dapat bekerja secara lebih efisien. Frekuensi denyut nadi berkurang, namun kekuatan jantung semakin kuat, penurunan kebutuhan oksigen jantung pada intensitas tertentu, penurunan lemak badan dan berat badan serta menurunkan tekanan darah (Cahyono, 2008).

·         Pola makan
·         Kecanduan Alkohol

D.  Gejala Hipertensi
Secara umum, beberapa gejala hipertensi yang sering dialami banyak orang termasuk:
·         Sakit kepala yang parah
·         Pusing
·         Penglihatan buram
·         Merasa kelalahan
·         Tampak kebingungan
·         Nyeri di daerah dada
·         Sulit bernapas
·         Denyut jantung tidak teratur
·         Sensasi berdebar di bagian dada, leher, atau telinga
·         Terdapat darah dalam urin

E.   Cara Pencegahan Hipertensi
Berikut beberapa tips untuk mengurangi asupan garam dari makanan sehari-hari yang dikompilasi dari beberapa sumber:
1.      Aktif bergerak
2.      Berhenti merokok
3.      Konsumsi lebih banyak produk segar dan kurangi makanan olahan.
4.      Batasi penggunaan garam pada makanan Anda dengan cara menggantinya dengan rempah-rempah tertentu yang dapat memperkaya rasa atau gunakan bumbu pengganti garam.
5.      Pilih produk makanan yang rendah garam.
6.      Perbanyak konsumsi buah dan sayur.
7.      Bila harus makan produk olahan, cerdaslah dalam membaca label.
8.      Bilas semua makanan kaleng sebelum dimakan.
9.      Mengelola stress

F.    Diet Hipertensi
Diet Hipertensi diberikan kepada pasien dengan tekanan darah di atas normal
Tujuan diet:
·         Membantu menurunkan tekanan darah
·         Membantu menghilangkan penimbunan cairan dalam tubuh atau edema atau bengkak *)

*) Penyebab timbunan air dalam tubuh: kegagalan tubuh untuk mengatur keseimbangan cairan, akibatnya tubuh tidak mampu mengeluarkan garam natrium yang berlebihan dalam jaringan. Natrium ini akan mengikat air sehingga menimbulkan penimbunan cairan dalam tubuh.
Syarat diet:
·         Makanan beraneka ragam mengikuti pola gizi seimbang
·         Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita
·         Jumlah garam disesuaikan dengan berat ringannya penyakit dan obat yang diberikan

Pengaturan Makanan
MAKANAN YANG DIANJURKAN
·    Makanan yang segar: sumber hidrat arang, protein nabati dan hewani, sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung serat.
·    Makanan yang diolah tanpa atau sedikit menggunakan garam natrium, vetsin, kaldu bubuk.
·    Sumber protein hewani: penggunaan daging/ ayam/ ikan paling banyak 100 gram/ hari. Telur ayam/ bebek 1 butir/ hari.
·    Susu segar 200 ml/ hari
MAKANAN YANG DIBATASI
·    Pemakaian garam dapur
·    Penggunaan bahan makanan yang mengandung natrium seperti soda kue
MAKANAN YANG DI HINDARI
·    Otak, ginjal, paru, jantung, daging kambing
·    Makanan yang diolah menggunakan garam natrium
-     Crackers, pastries, dan kue lain-lain
-     Krupuk, kripik dan makanan kering yang asin
·    Makanan dan minuman dalam kaleng: sarden, sosis, kornet, sayuran dan buah-buahan dalam kaleng
·    Makanan yang diawetkan: dendeng, abon, ikan asin, ikan pindang, udang kering, telur asin, telur pindang, selai kacang, acar, manisan buah
·    Mentega dan keju
·    Bumbu-bumbu: kecap asin, terasi, petis, garam, saus tomat, saus sambel, tauco dan bumbu penyedap lainnya
·    Makanan yang mengandung alcohol misalnya: durian, tape

Cara mengatur diet:
·         Rasa tawar dapat diperbaiki dengan menambah gula merah, gula pasir, bawang merah, bawang putih, jahe, kencur, salam dan bumbu lain yang tidak mengandung atau sedikit garam Na.
·         Makanan lebih enak ditumis, digoreng, dipanggang, walaupun tanpa garam
·         Bubuhkan garam saat di atas meja makan, gunakan garam beryodium (30 – 80 ppm), tidak lebih dari ½ sendok teh/ hari
·         Dapat menggunakan garam yang mengandung rendah natrium

Contoh Menu:

Pagi
Siang
Malam
Nasi
Telur bumbu
balado
Tumis buncis



Jam 10.00
(Selingan)
Jus buah
Nasi
Ikan pepes
Sambal goreng kering tempe
Sayur bening bayam
Buah: pepaya

Nasi
Ayam bakar
Oseng-oseng tahu
dan cabe hijau
Cah sayuran
Buah: jeruk manis

Pukul 21.00
Crackers tawar atau buah


Daftara Pustaka
https://dinkes.inhukab.go.id/?p=3330 
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2013/08/Brosur-Diet-Hipertensi.pdf 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kuliah Multimedia Gizi

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Hai postingan kali ini aku akan menceritakan sedikit mengenai mata kuliah Multimedia Gizi. ...